nammank maros

keyboardiz maros...hehe..he....

TYROS 3

mantaaaappp...

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

PANGGUNG MAROS

manggung xixixxixi...

KEYLA

tempat kumpul keyboardiz GILA...!!!

Jumat, 21 Oktober 2011

Tips Dasar Belajar Keyboard





Tentunya semua teman teman juga sudah pada paham dan tahu kalau nada itu hanya ada 7 yaitu do,re,mi,fa,sol,la,si. Sebelum mempelajari bermain alat musik ada baiknya memahami itu dulu sehingga saat bermain alat musik seperti gitar dan keyboard kita bisa mengaplikasikan nada tersebut ke dalam alat musik. Nah yang berikut ini juga penting dipahami yaotu jarak antar nada yang digambarkan seperti berikut:
do re mi fa sol la si do’
1 2 3 4 5 6 7 8
W W H W W W H



Maksudnya W adalah Whole Step yang artinya jarak penuh bila kita aplikasikan pada gitar atau keyboard, dan H adalah Jarak Setengah (Half Step).

Tentu teman2 sering mendengar kan kalau dalam musik ada istilah major dan minor. Diagram diatas adalah formula untuk major, perhatikan angka 1,2,3 dst
dan WWHWWWH (ini adalah formulanya).

Ini Contohnya:

Misal kita ambil nada dasar pada kunci C maka diagramnya akan menjadi:

1 2 3 4 5 6 7 8
C D E F G A B C
W W H W W W H

Maksudnya adalah jarak dari C ke D adalah 1 nada penuh, misal kita aplikasikan pada gitar artinya adalah jarak 2 fret dari nada dasar yang disini adalah C, dan contoh untuk H yaitu dari nada ke 3 menuju ke 4 yang ini adalah nada E ke F yaitu jaraknya adalah setengah nada yang pada gitar adalah jarak 1 fret. Harap dipahami, teori ini juga bisa diaplikasikan pada keyboard,bass,biola, dan semua alat musik melodi lainnya.

Contoh 2:

Misal kita ambil nada dasarnya A maka jadinya adalah seperti berikut
1 2 3 4 5 6 7 8
A B C# D E F# G# A
W W H W W W H



Jadi apapun nada dasarnya bentuk nada dari 1-7nya akan sesuai dengan formula.

Nah dalam musik nada pembentuk accord major dasar adalah do,mi dan sol yaitu
1,3,5 nih contohnya pada gitar kita mainkan kunci C major: nada 1(do) pada kunci C di gitar ada pada senar 5 fret 3 nada 3(mi) pada kunci C ada pada senar 4 fret 2 dan nada 5(sol). ada pada senar 2 fret 1, bila diaplikasikan ke kunci balok maka tetap saja yang dipakai adalah 1,3,5 walau jadinya seperti ini 1,5,3,1,5 tetap saja kan yang dipakai hanya nada do mi sol!… ini adalah dasar untuk membentuk accord pada gitar maupun keyboard

E————-
B——–1—-
G————-
D—–2——-
A—3———
E————-


Untuk pembentuk nada minor formula 1,2,3 nya akan menjadi seperti ini:

1 2 b3 4 5 b6 b7 8



Contoh untuk nada dasar A tangga nada minornya adalah:

1 2 b3 4 5 b6 b7 8
A B C D E F G A



Tanda b pada angka 3,6 dan 7 artinya turunkan setengah nada tersebut.

Contoh lain untuk nada dasar E minor:

1 2 b3 4 5 b6 b7 8
E F# G A B C D E



Jadi kesimpulannya jika ingin membuat tangga nada mayor ataupun akord mayor
maka formulanya adalah 1,2,3,4,5,6,7,8 (WWHWWWH) dan untuk minor adalah 1,2,b3,4,5b6,b7,8

Jika kalian mau belajar bermain Keyboard ada baiknya kalian mengetahui dasar-dasar ini karena dengan memahami itu semua kalian tidak akan menjadi pemain gitar yang hanya bisa bermain dengan menggunakan buku (seperti buku buku kunci gitar untuk lagu) tetapi kalian akan mempunyai feeling sendiri dan mampu berimprovisasi dan juga mampu membuat accord sendiri dengan menguasai teori-teori tersebut.

Membuat Style Keyboard Yamaha PSR




Dibawah ini adalah cara membuat style keyboard dengan menggunakan keyboard Yamaha:

Untuk masuk ke menu REC ada beberapa perbedaan.
Keyboard Yamaha PSR 1000, PSR 1100, PSR 2000 dan PSR 2100: Tekan tombol DIGITAL RECORDING kemudian pilih menu STYLE CREATOR.

Keyboard Yamaha PSRS Series (s700, s710, s900, s910, dll): Tekan tombol MENU/FUNCTION, pilih DIGITAL REC MENU kemudian pilih STYLE CREATOR.

Keyboard Yamaha PSR 1500 dan PSR 3000: Tekan tombol STYLE CREATOR yang berada di bawah tombol VOICE.



Sekarang Menu untuk membuat style telah terbuka.

Untuk membuat style baru tekan NEW STYLE.


Tekan tombol panah di sebelah kiri , untuk mengatur parameter.
SECTION: Untuk menentukan Main, Fill In, Intro, Ending, Break mana yang ingin kita buat.

MEASURE LENGTH: Panjang/jumlah bar dari section yang mau di isi. Untuk awal belajar bikin style, cukup 1 bar aja.

TEMPO: Kecepatan style yang akan dibuat. Set sesuai dengan kebutuhan. Jika Anda merasa lebih mudah membuat style dalam tempo lambat, set aja dulu ke tempo lambat. Yang penting saat di-SAVE, set temponya ke tempo yang sebenarnya.

BEAT: Ini untuk biramanya.

Setelah parameter di set, tekan tombol REC CH.


Lalu pilih track yang mau kita isi, dengan cara menahan tombol REC CH lalu tekan tombol
tracknya.


Sekarang anda sudah bisa merekam. Pilih sound, lalu tekan tombol START/STOP atau SYNC untuk mulai merekam.


Setelah selesai, jangan lupa tekan SAVE. Kemudian exit untuk mencoba memainkan stylenya.

Berbagai Tanda & Istilah Sederhana Yang Sering Muncul Pada Notasi Lagu



Sebelum memainkan sebuah lagu, seorang musisi seharusnya memperhatikan berbagai tanda pada not, baik pada not angka maupun not balok.
Tanda dan istilah yang kerap muncul antara lain:
Nada Dasar: Adalah nada/chord terendah sebuah lagu. Misalnya: C=1 (Do)
Birama: Adalah Jumlah ketukan yang terdapat pada setiap bar. Misalnya: 2/4 ,3/4, 4/4, 6/8
Tempo (Kecepatan): Misalnya pada lagu slow tempo standar adalah 60-70 bpm (beat per minute).
Jenis Aliran Musik: Misal: (Pop, rock, jazz, ballroom, waltz, dangdut)



Tanda Diam: 0 (nol). Angka 0 bukan termasuk dalam not. Namun merupakan tanda dimana kita tidak boleh memainkan not atau bernyanyi.
Tanda . (titik): Merupakan perpanjangan ketukan dari sebuah not. Misal: 5… Artinya tanda tersebut not 5 (sol) tertulis 1 kali namun panjangnya 4 ketukan.
Tanda Da Segno I: Adalah tempat permulaan lagu diulang.
Tanda Da Capo :I Adalah lagu yang diulang dari tanda tersebut.

Dll.


Dengan mengetahui sedikit tanda-tanda di atas, setidaknya kita sudah bisa memainkan notasi dari sebuah lagu sederhana, meski pun pada awalnya kita belum pernah mendengar lagu tersebut.

Musisi Otodidak VS Musisi Akademis




Di negeri ini sebagian besar musisi yang sukses dalam industri musik adalah seorang otodidak. Sementara musisi akademis sangat jarang terlihat. Betulkah persoalan otodidak vs akademis adalah persoalan hitam vs putih? Tentu tidak sesederhana itu. Tetapi persoalan itu akan dibahas lain kali. Tetapi kenyataannya adalah bahwa mereka yang mengaku otodidak sebenarnya juga menggunakan ilmu-ilmu akademis meskipun tanpa disadarinya.

Persoalan otodidak-akademis adalah persoalan duluan mana antara ayam-telur. Maka mari singkirkan dahulu perdebatan tentang "ayam-telur" tersebut. Yang lebih penting kali ini adalah bagaimana menjadi seorang otodidak yang sukses? (tentu saja kata sukses disini bukan berarti sukses secara materi tetapi sukses mendapat ilmu tarian jawa).

Syarat utama untuk seorang otodidak adalah kemauan keras. Karena untuk mendapatkan sebuah ilmu seseorang otodidak harus "mencari sendiri". Berbeda dengan kondisi dalam sebuah lembaga pendidikan. Apa saja yang harus dipelajari hingga tahapan materi yang mesti dipelajari telah disusun secara sistematis
(meskipun banyak juga lembaga pendidikan musik yang sama sekali tidak memiliki sistem pengajaran. Ini parah sekali, lihat disini juga jual sprei ). Tetapi sesungguhnya materi yang akan dipelajari oleh otodidak maupun akademis adalah sama. Maka kuncinya adalah pahami dahulu "petanya" agar tidak tersesat. Jika belajar dengan buku, bedakanlah antara buku yang memberi ilmu secara "instan" dengan buku yang membahas suatu masalah dari pokok persoalannya. Hal ini hampir sama dengan ungkapan: berilah kail jangan cuma ikan. Dengan pengetahuan yang mengakar membuat banyak persoalan menjadi jauh lebih mudah dipecahkan. Berbeda dengan pengetahuan yang bersifat instan yang hanya memberi satu jawaban untuk satu persoalan.

Lembaga pendidikan seperti dj school bagi yang belajar musik di lembaga pendidikan, tempat kursus, ataupun private di rumah, tentu bebannya jauh lebih sedikit. Karena materi telah dipersiapkan. Sehingga siswa tinggal berkonsentrasi menerima pelajaran yang diberikan. Tetapi perlu diwaspadai, karena tidak semua lembaga pendidikan musik memiliki sdm dan sistem yang kredibel. Kesuksesan sebuah proses belajar mengajar tergantung dari tiga faktor: pendidik, anak didik, dan sistem pengajarannya.
Jadi belajar di manapun, asalkan ketiga faktornya mendukung, tentu hasilnya akan memuaskan. Persoalannya kemudian adalah, bagai mana cara mengetahui (terutama) seorang pendidik musik dan sistem pengajarannya cukup bagus? Seorang pemain yang bagus belum tentu dapat menjadi pendidik yang bagus. Sebelum memutuskan untuk belajar pada lembaga pendidikan tertentu atau seseorang yang dapat mengajar musik, lebih baik tanyakan dahulu tentang silabus pengajarannya.

Sejarah Perkembangan Keyboard


Sejarah
Instrumen Keyboard sudah ada sejak zaman kuno. Tidak jelas awalnya yang tepat. Dalam tangga nada barat disebut diatonis, dan terbagi dalam 12 nada. Ada nada penuh dan ada nada semi-tone. Pada instrumen Keyboard, kedua kelompok nada ini biasa dibedakan dengan kunci berwarna terang dan gelap.

Susunan deret kunci yang kromatik (mencakup 12 nada) muncul di Eropa pada abad ke-14. Pada awal kemunculannya, bilah-bilah (tutsnya) masih dalam ukuran sangat lebar. Satu bilah bisa beberapa sentimeter lebarnya, hingga tidak banyak nada harmoniyang bisa dihasilkan. Baru pada abad ke-16, muncul pembakuan tuts. Ini berarti nada diatonik bisa dicakup dalam lebar satu tangan, hingga musik harmonik pun bisa dihasilkan. Pada perkembangan baru ini, kunci putihdan hitam juga sudah diciptakan.


Keyboard elektronik baru muncul pada abad ke-20. Pertama kali dipasarkan oleh Laurens Hammond di Amerika Serikat pada tahun 1935. Sejak saat itu mulai berkembanginstrumen yang sekarang ini menjadi rajanya alat musik. Suara orkes simponi pun dengan puluhan instrumen bisa dihasilkan oleh satu buah Keyboard saja.

Era Synthesizer
Munculnya transistor silikon dengan harga yang murah dan kualitas atas memudahkan upaya para insinyur untuk mengembangkan instrumen musik penghasil suara. Alat yang ringkas dan dapat menghasilkan suara konvensional seperti suara akustik sebagaimana yang dihasilkan dawai, gendang, atau alat tiup, maupun suara yang tidak lazim seperti suara atonal semacam derit antar logam.

Pada tahun 1962 seorang insinyur Italia Paolo Ketoff mengeluarkan instrumen yang disebut Synket. Alat ini menghasilkan musik eksperimental yang bagi pendengar awam tidak musikal. Dua tahun kemudian di Amerika muncul alat musik yang diciptakan Donald Buchla dan satunya oleh Robert Moog. Alat Donald Buchla tidak menggunakan kibor sebagai perangkat memainkannya melainkan dengan permukaan yang sensitif terhadap sentuhan. Robert Moog membuat alat yang menggunakan kibor sebagai perangkat pengolahnya. Di sisinya pun dipasang alat pengontrol yang konvensional seperti tombol putar untuk mengeraskan dan memelainkan suara, maupun untuk mengatur tinggi rendahnya nada yang dihasilkan.

Ciptaan Robert Moog ini lebih memudahkan penggunaannya untuk mengalunkan musik tradisional dalam tatanan suara baru. Karya-karya Johan Sebastian Bach bisa dimainkan dengan Mini Moog, begitu alatnya disebut. Ketika itu alat ini belum bisa memainkan nada harmonik. Hanya satu-satu nada bisa dimainkan, hinggainstrumen ini populer sebagai pembawa melodi pada musik pop. Musik rock termasuk yang pertama mengadopsi alat ini dalam genre progresive rock pada band seperti Yes, Genesis, Emerson Lake and Palmer.

Era Digital
Baru pada tahun 1980 synthesizer dapat mengeluarkan suara harmonik. Peralatan pertama yang terkenal adalah Yamaha DX-7 yang keluar 1983. Peralatan ini menggunakan pengembangan synthesizer dari zaman Robert Moog dengan Frequenty Modulation Synthesis yang dirancang oleh John Chowning dari Stanford University di Palo Alto, California. FM menghasilkan variasi timbre dengan cara mengubah frekuensi suatu gelombang dengan amplitudo gelombang lainyang proposional. Yamaha DX-7 memiliki kibor lima oktaf. Lebih dari 100.000 perangkat ini dijual Yamaha.

Kemudian pada tahun berikutnya Casio mengeluarkan CZ-101 yang menggunakan baterai untuk tenaganya. Memiliki empat suara dan mengikuti kemampuan synthesizer analog. Harga jual CZ-101 ini hanya seperempat dari harga Yamaha DX-7 hingga popularitas kibor elektronik menjadi sangat meningkat.
Suara-suara bisa direkam. Hasil rekaman ini berupa gelombang nada yang diterjemahkan sebagai data digital. Data digital ini bisa diolah dan dibunyikan ulang dengan kontrol musikal. Ini yang disebut sampling instrument. Sampling ini telah menjadi bagian yang umum dalam instrumen kibor elektronik.

Sampling pertama dikeluarkan pada tahun 1970 oleh Fairlight Computer Musical Instrumen (CMI) di Sydney, Australia. Fairlight CMI adalah perangkat komputer umum dengan tambahan perangkat yang dapat merekam dan mengubahnya jadi data digital (digitize), kemudian menyimpan dan memainkan ulang pada instrumen kibor.

Kemampuan simpan dan memainkan ulang ini dikembangkan oleh Raymond Kurzweil pada tahun 1984 melalui perangkat yang disebut Kurzweil 250. Pada kibornya itu terdapat kode-kode digital dari suara grand piano, alat musik gesek (string), dan banyak lagi timbre alat musik orkestra. Alat ini selain ditujukan untuk penggunaan pertunjukan juga ditujukan untuk membuat komposisi. Kiboryang berkembang dengan kemampuan synthesizer polifoni dan sampling disebut workstation musikal.

Pada tahun 1983 beberapa manufaktur instrumen musik bersepakat untuk tata cara menggabungkan berbagai peralatan musik agar bisa bekerja dalam suatu perangkat komputer. Hasilnya adalah Musical Instrument Digital Interface atau MIDI.

MIDI menjadi cara untuk memerintahkan nada apa yang dimainkan dalam timbre apa, nuansa apa, dan seterusnya. Dengan perangkat komputer dan program yang sesuai maka dapat dilakukan seperti apa yang bisa dikerjakan pada workstation musikal yang canggih. Sekarang ini dunia pertunjukan musik selalu menyertakan instrumen ringkas kibor elektronik seperti ini.

Dan di Era Digital ini, dibanyak tempat pertunjukan sekarang ini, sangat tidak aneh melihat seorang pemain Keyboard solo yang memainkan musik lengkap seperti sebuah band sedang bermain. Ada suara melodi gitar, pengiring piano, suara gitar bas dan derap drum. Inilah Keyboard yang dinamakan multifungsi.

Alat musik Keyboard yang didukung kelengkapan teknologi suara digital memang semakin dicari orang. Apalagi, instrumen dengan sederetan tuts itu kini bisa ditugaskan berlipat ganda. Keyboard dapat mewakili berbagai suara alat musik yang lain. Bakat bermusik bisa lebih ditunjang oleh perangkat yang multifungsi, yakni keyboard. Maka jangan heran bila yang berbelanja instrumen musik serbaguna tidak hanya dilakukan oleh para pekerja musik. Ini dikarenakan hampir setiap orang ingin menghasilkan musik yang indah atau enak didengar. [berbagai sumber]

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More